2

Backpacker BALI – Lombok (Part 2)

Setela puas di Bali, ini lah saatnya untuk melanjutkan perjalanan. Oh ya sebelum aku lanjutkan ceritanya, ini nih poto para tour guide andalanku. haha.

IMG_6822

Tour Guide Super Mantab: Mia (jilbab hitam), Fitri (Jilbab Hijau), Dede (Kaos hijau ala2 Pemain Tenis)

 

Jadi pukul 8 pagi Dede udah jemput tuh, untuk nganter ke terminal Batu Bulan. Menurut teman dari temannya, ada bus yang jalan menuju Padang Bai dari BatuBulan. Memang aku merencaanakan untuk menyebrang dengan ferry menuju lombok. Murah sih tiketnya cuma 40an ribu, tapi ternyata perjalanan ini luar biasa. Dede mengaku sebagai orang Bali dan beberapa kali ke Lombok, tapi tidak pernah terpikir mengambil rute ini. Well, someone has to try, right?

IMG_7138

Bus BatuBulan ke PadangBai

Baca lebih lanjut

0

Backpacker BALI – Lombok (Part 1)

Jadi awalnya aku terpaksa harus cuti seminggu, karena memang aturan kantor. Mau cuti seminggu tapi bingung mau kemana, secara lama banget loh seminggu (Jiwa orang kantoran). Akhirnya memutuskan untuk pergi ke tempat yang belum pernah aku kunjungi, yaitu Bali dan Lombok. Memutuskan pergi ke 2 tempat ini sekaligus karena aku sendirian aja (sedih ya), takut bosen gitu lah.

Setelah cari-cari tiket akhirnya dapat lah tiket Jakarta-Bali dan Lombok Jakarta dengan harga masing-masing 500ribu saja. Lumayan murah, dan jamnya ok, ga terlalu pagi atau malem. Atas info dari temen ternyata ada ferry penyebrangan Bali – Lombok, meskipun dia sendiri tidak pernah coba. Ya apa salahnya lah dicoba.

Aku memang seneng2 aja backpacker sendirian, ada temen ok, tak ada temen tetep jalan. Prinsipnya begitu. Meskipun rada ngeri ini pertama kali backpackeran sendiri ke Luar Pulau Jawa. haha. Katrok sekali lah sayah. Dulu pernah backpackeran tapi ke Eropa, beda lah tantangannya sama di Indonesia.

IMG_6755 Akhirnya diputuskan untuk 2 hari di Bali, 2 Hari di Lombok dan 1 Hari untuk nyebrang. Mungkin singkat, tapi sementara budget nya cukup segitu dulu. Minggu siang aku sudah tiba di Bali, dan ternyata kebetulan ada teman kuliah yang memang tinggal di Bali. Jadi lumayan lah, reunian sekalian jadi tour guide gratisan.

Sampai di bandara ngurah rai, aku udah ditunggu mereka. ngobrol-ngobrol, sembari menentukan tujuan. Akhirnya biar tidak mainstream dan padat karena itu masih hari minggu, maka diajaklah aku ke tempat yang belum begitu touristic. Baca lebih lanjut

0

Karimunjawa: The Under Water Paradise of Java Island

After several years planning to discover Karimunjawa, finally I had a chance to go. Located in Jepara, central Java, Karimunjawa is one of best under water tourism in Java island. I never go to that city before, but it’s quite easy to get there. We can take bus from Surabaya or Jakarta the capital. From the bus station, we need to take a “becak” to go to the Kartini harbour and get a boat to Karimunjawa. It’s quite cheap, we have to pay about 110.000 IDR or about 10 USD for the boat. It’s important to check the schedule of the boat because it doesnt operate every hour and some boats may get cancelled due to the bad weather.

If we want to have some simple but wonderful experience, some travel agents provide a low cost package for 3Days 2Nights. Preparing by ourselves is possible but we need extra work to deal with the locals for the small boat during our stay, and off course it’s cheaper to travel in a group. I took a 3D2N package in a week end, which cost 735.000 IDR, all included but with a standard home stay in local people houses.

 On friday, we started the journey in some beaches with very beautiful coral reefs. it was my first experience in Snorkling but the guide boys were quite handy to let us learn how to play underwater. In the end of the day, we were quite happy to enjoy the beach of small island full of coconut trees. it was amazing afternoon.

During the night we enjoyed some culinaries in such traditional market located in “alun-alun”. Some fresh sea foods were sold for a local price and we could choose what kind of ingredient and how they cooked for us. Wonderful day, delicious meal and good rest, it’s the perfect day ever.

For the second day, again it’s play time. We started the day in a super tiny island called Pulau Gosong which is 8×5 m square only. Then, we continued for another coral reef spot. At noon, we did some BBQ of some fresh fishes in Pulau Cilik (means Small Island). After enjoying the meal and taking a little rest, we continued for snorkling. it’s never ending for snorkling.

In the end of day, we went to a shark pool. We could enjoy swimming with the sharks even taking photos. Some people might  be scared but it’s an amazing moment. Starfish and turtle were also there among the sharks.

The last day, we had a free schedule. We decided to visit some mangrove forest. A good place to explore and relax our body after 2 days of snorkling. it was an amazing week end. We wish to come back someday.

0

Munich, The New Journey

Muenchen, kota yang dulu sering aku dengar saat orang-orang sibuk membicarakan pertandingan bola di kelas. Sebagai seorang yang bukan penggemar bola, tentu saja kota ini tidak begitu bermakna buatku. Aku bahkan tidak tahu satupun pemain bola, jadi buat apa lah mengunjungi kota dengan nuansa bola.

Namun, kota ini adalah bagian dari sebuah perjalanan. Hostel ku cukup 10 menit jalan dari Hauptbanhof, dan mudah untuk ditemukan. Jaeger’s Munich, dengan harga standard musim panas, 26€ per malam menjadi opsi terbaik saat itu. Yang penting barang aman, dan punggungku tidak harus encok membawa tas ransel kemana-mana.   Baca lebih lanjut

0

Wina dan Orang Indonesia

Wina, 12 Juli, OBB BAHNHOFCITY WIEN WEST, begitu tulisan yang tertulis jelas diatas stasiun wina. Akhirnya aku kembali ke negara dengan bahasa jerman. Perjalanan ini baru berjalan 4 hari namun rasanya sudah sangat lama. Sejujurnya ini adalah perjalanan terlama yang pernah aku lakukan, sebelumnya paling lama aku hanya melakukan perjalanan 4 hari ke Luxembourg dan Frankfurt, dan sekarang belum separuh dari perjalanan, dan seorang diri. Hal semacam ini, sungguh tidak pernah aku lakukan di kampung halaman. Terlalu sering ada kecelakaan, pencopetan bahkan perampokan menjadi faktor utama aku tidak pernah mendapat ijin untuk bepergian kemanapun dari orang tua. Ya mungkin ini saatnya untuk memulai semua perjalanan itu.  Baca lebih lanjut

0

Marrakesh

Marakesh, 10 Agustus 2014, sudah pukul 9 malam waktu lokal namun antrian pengecekan paspor belum juga bergeser sedikitpun. Suasana panas mulai terasa dengan tingkat kebutuhan oksigen oleh ratusan orang membuat mood serasa dibanting kemana-kemana. Selamat datang di Maroko. Mungkin perlu disadari bahwa ini bukan Eropa, jadi hal ini sudah biasa untuk orang seperti ku yang dibesarkan dari negara berkembang Indonesia, tapi mungkin tidak bagi orang-orang Eropa yang sudah memasang wajah kesal. 3 jam menunggu hanya untuk mendapatkan stempel di Paspor memang sangat melelahkan, apalagi sebagian dari para pengunjung mungkin telah skip diner mereka.

Keluar dari bandara, langit sudah gelap hanya ada sinar rembulan dan lampu pinggir jalan remang-remang. Sama seperti di Indonesia, tukang taxi sudah menunggu di pintu keluar bandara. mencoba untuk menyelamatkan diri dari harga taxi yang super tricky, aku coba jalan untuk keluar dari kawasan bandara dan menemukan taxi di jalan raya. Ternyata benar, harga taxi di luar bandara bisa ditawar hingga 50 Dirham saja, padahal beberapa teman harus membayar lebih dari 100 dirham saat mengambil taxi dari pintu bandara. Ternyata 11-12 dengan Indonesia, Taxi bandara selalu tricky. Baca lebih lanjut

2

Awal dari Sebuah Perjalanan

Kereta Ortenau S-Bahn baru saja bergerak, namun aku seperti merasa sudah begitu lama aku berada di dalamnyaDSC_0449. Melihat tas punggung ku yang terkesan sangat berat, dan sesekali melihat handphone yang menunjukkan aku sudah memasuki jaringan Jerman tidak lagi Prancis. Senang, tegang, khawatir semua perasaan ini muncul berbarengan, hingga rasanya dada ini tidak kuat menampungnya. Lagi-lagi HP kulihat, dan masih, belum banyak menit berlalu. Perjalanan menuju Offenburg ini sungguh begitu lama rasanya. 

30 menit, hanya sekitar 30 menit tapi aku tidak membiarkan mata ku tertutup. Jangan sampai salah kereta, jangan sampai ketinggalan. Kata-kata itu yang selalu aku ucapkan dalam hati. Hari ini 10 Juli 2013, hari pertama dalam bulan ramadhan, dan aku memilih menjadi musafir. Musafir, turis gembel, backpacker apapun itu namanya, tapi langkah ini terlanjur dimulai. Munchen. Aku harus tiba di Munchen hari ini.

Baca lebih lanjut

6

Interrail/Eurorail: Cara murah berkereta di Eropa

Sebagai seorang mahasiswa sering kali banyak teman yang bertanya, kok bisa sih kamu jalan-jalan keliling eropa padahal beasiswa pas-pasan gitu? Terkadang bingung juga harus menjelaskan seperti apa, beasiswa memang pas-pas an dan oleh karena itu saya memilih berkeliling eropa dengan dana seadanya dan jangka waktu yang singkat. Banyak yang berpendapat kunjungan terlalu singkat bukan cara yang tepat untuk menikmati suatu kota di eropa namun buat saya itu masih jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Image

Kereta TGV SNCF Prancis

Dengan target bisa berkunjung dibanyak negara eropa dalam waktu studi saya yang terbatas, ahirnya saya mencari banyak alternatif bagaimana bisa mengurangi biaya dari segi transport. Beberapa moda transportasi yang mungkin di ambil antara lain

Baca lebih lanjut